Bencana lingkungan (environmental disaster) tengah marak terjadi di belahan dunia. Mulai dari peristiwa gempa bumi yang melanda Provinsi Sichuan, RRC dan Badai Nargis di Myanmar (2008); Badai Katrina yang nyaris melahap sebagian Amerika Serikat, seperti : Louisiana, Mississippi, Alabama, Florida dan Georgia (2005); Hingga gempa dan tsunami yang memporakporandakan beberapa negara di kawasan Asia Selatan dan Tenggara, seperti: Sri Lanka, Thailand, Malaysia dan Indonesia yang terparah (2004).
Tak mengherankan, jika ada sineas yang tertarik mengangkat tema bencana lingkungan itu ke layar lebar. Salah satunya, Tony Mitchell sutradara asal Inggris ini, coba menghadirkan karyanya, Flood. Ide cerita film ini, diadaptasi dari buku yang berjudul sama karya Richard Doyle. Menurut Richard dalam sebuah wawancara, ia mulai menulis buku tersebut, setelah dirinya pernah membaca sebuah artikel menarik tentang dampak Pemanasan Global (Global Warming) yang terdapat dalam sebuah jurnal ilmiah.
Kisahnya, diawali dengan suatu peristiwa alam yang cukup menggemparkan yang terjadi di kota London, Inggris, pada tahun 2007. Tatkala itu musim kemarau tiba, tapi ada suatu hal yang cukup mencengangkan lantaran turun hujan lebat yang tiada henti. Alhasil, air sungai mulai pasang seraya diiringi sambaran petir yang cukup dahsyat dan menggelegar hingga mampu meluluh-lantahkan kota dalam tempo cepat.
Walaupun, London memiliki tembok penahan banjir yang terletak di muara sungai Thames. Apa daya, ternyata tembok itu pun tak mampu menahan hempasan berjuta-juta ton air laut dari samudera Atlantik. Bahkan, lewat dukungan peralatan teknologi canggih sekalipun, tidak dapat mencegah kedatangan bencana alam tanpa terduga. Terpaksalah, pemerintah setempat mengambil langkah-langkah tepat demi menyelamatkan nyawa jutaan jiwa.
Berdasarkan laporan lembaga meteorologi dan geofisika Inggris, badai besar yang terjadi di Skotlandia ini, seharusnya bergerak menuju ke Belanda. Namun, di tengah perjalanannya tiba-tiba berubah arah menuju kota London. Seorang insinyur bernama Rob Morrison [Robert Carlyle] saat itu, bekerja bersama mantan istrinya, Samantha [Jessalyn Gilsig], tengah melakukan inspeksi rutin terhadap Thames Barrier, sebuah tembok penghalang yang seharusnya kuat menahan terjangan arus sederas apapun.
Tapi seorang ahli meteorologi bernama Leonard Morrison [Tom Courtenay] yang juga ayah Rob, memprediksikan bahwa Thames Barrier tak akan kuat menahan gabungan badai besar dan arus deras yang akan segera datang. Pihak berwenang pun malah mengabaikan peringatan ini, dan saat bencana di ambang pintu, tidak ada waktu lagi untuk mempersiapkan evakuasi. Rob, Samantha, dan Leonard terpaksa mengatur siasat jitu dan berisiko tinggi mempertaruhkan nyawa mereka sendiri demi menyelamatkan jutaan jiwa warga kota London.
Tak mengherankan, jika ada sineas yang tertarik mengangkat tema bencana lingkungan itu ke layar lebar. Salah satunya, Tony Mitchell sutradara asal Inggris ini, coba menghadirkan karyanya, Flood. Ide cerita film ini, diadaptasi dari buku yang berjudul sama karya Richard Doyle. Menurut Richard dalam sebuah wawancara, ia mulai menulis buku tersebut, setelah dirinya pernah membaca sebuah artikel menarik tentang dampak Pemanasan Global (Global Warming) yang terdapat dalam sebuah jurnal ilmiah.
Kisahnya, diawali dengan suatu peristiwa alam yang cukup menggemparkan yang terjadi di kota London, Inggris, pada tahun 2007. Tatkala itu musim kemarau tiba, tapi ada suatu hal yang cukup mencengangkan lantaran turun hujan lebat yang tiada henti. Alhasil, air sungai mulai pasang seraya diiringi sambaran petir yang cukup dahsyat dan menggelegar hingga mampu meluluh-lantahkan kota dalam tempo cepat.
Walaupun, London memiliki tembok penahan banjir yang terletak di muara sungai Thames. Apa daya, ternyata tembok itu pun tak mampu menahan hempasan berjuta-juta ton air laut dari samudera Atlantik. Bahkan, lewat dukungan peralatan teknologi canggih sekalipun, tidak dapat mencegah kedatangan bencana alam tanpa terduga. Terpaksalah, pemerintah setempat mengambil langkah-langkah tepat demi menyelamatkan nyawa jutaan jiwa.
Berdasarkan laporan lembaga meteorologi dan geofisika Inggris, badai besar yang terjadi di Skotlandia ini, seharusnya bergerak menuju ke Belanda. Namun, di tengah perjalanannya tiba-tiba berubah arah menuju kota London. Seorang insinyur bernama Rob Morrison [Robert Carlyle] saat itu, bekerja bersama mantan istrinya, Samantha [Jessalyn Gilsig], tengah melakukan inspeksi rutin terhadap Thames Barrier, sebuah tembok penghalang yang seharusnya kuat menahan terjangan arus sederas apapun.
Tapi seorang ahli meteorologi bernama Leonard Morrison [Tom Courtenay] yang juga ayah Rob, memprediksikan bahwa Thames Barrier tak akan kuat menahan gabungan badai besar dan arus deras yang akan segera datang. Pihak berwenang pun malah mengabaikan peringatan ini, dan saat bencana di ambang pintu, tidak ada waktu lagi untuk mempersiapkan evakuasi. Rob, Samantha, dan Leonard terpaksa mengatur siasat jitu dan berisiko tinggi mempertaruhkan nyawa mereka sendiri demi menyelamatkan jutaan jiwa warga kota London.
Gunakan VLC Media Player untuk memutar film, agar mendapatkan hasil terbaik, silahkan klik link tersebut untuk download VLC.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan meninggalkan komentar,pesan,saran,kritik,laporan broken link dan lain lain,mohon menggunakan nama atau id jangan "AnoniM" yee, dan dimohon tidak nyepam / ngiklan di kolom komentar Hobi Unduh AnD gunakanlah bahasa yang sopan yang menunjukkan kita bangsa yang besar N berpendidikan :)